Site icon WISMA BAHASA

Cukup dan Sangat

Kata cukup sebetulnya lebih tepat dipakai untuk menerangkan kualitas kata yang berkonotasi kurang baik atau negatif. Kita tidak dapat menggunakan cukup bau, cukup jelek, atau cukup jahat, kecuali untuk melawak. Kombinasi cukup menjengkelkan, cukup menyedihkan, atau cukup menyusahkan pun kurang afdal, tetapi telanjur tenar terumbar oleh penutur bahasa Indonesia. Seyogianya korban tersinggung jika kondisinya dilaporkan ”cukup menyedihkan” sebab itu berarti ia pas-pasan saja untuk dikasihani.

Kata cukup biasanya digunakan untuk menerangkan kata sifat yang berkonotasi baik dan positif. Dalam KBBI online kata cukup mempunyai arti: 1) dapat memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginan; tidak kurang. Contoh: Ia tidak dapat menabung, gajinya hanya cukup untuk biaya hidup sehari-hari. 2) lengkap; genap (umur, waktu, dan sebagainya). Contoh: Tahun ini umurnya cukup setengah abad. 3) sudah memadai (tidak perlu ditambah lagi). Contoh: Nama saya cukup dipanggil Karno saja. 4) lumayan; sedang. Contoh: Untungnya tidak banyak, hanya cukup. 5) agak kaya; berada; tidak kekurangan. Contoh: Ayahnya orang yang cukup. 6) agak. Contoh: Hasil tesnya cukup memuaskan. Bisa disimpulkan bahwa kata cukup berarti sedikit lebih di atas rata-rata meski sering kali ukuran yang dimaksudkan sebuah kata sifat sulit ditafsirkan. Kaya, umpamanya, apa ukurannya? Maka, untuk mengetahui makna cukup kaya, orang perlu mengira-ngira terlebih dahulu ukuran kata kaya. Kalau miskin didefinisikan sebagai ’berpenghasilan kurang dari atau sama dengan dua dollar AS sehari’, berapa penghasilan seseorang agar dapat disebut kaya?

Cukup selalu baik. Tidak berlebihan tidak kekurangan. Biarpun ukurannya kadang-kadang tidak jelas, sebutan cukup senantiasa mengindikasikan keterpenuhan. Kita biasa mengatakan, ”Cukup kenyang”, tetapi semestinya tidak boleh berkata, ”Cukup lapar”, kecuali berniat berolok-olok. Kita boleh berucap, ”Cukup bahagia”, namun sebaiknya jangan sekali-kali berujar, ”Cukup sengsara.”

Tidak mudah mengubah kebiasaan yang sudah telanjur kita jalani dalam waktu lama sekalipun kebiasaan itu tidak benar. Demikian juga dalam berbahasa. Kata cukup dapat pula dipakai dalam menjelaskan kata sifat netral yang tidak menunjukkan kecenderungan baik atau buruk, positif atau negatif, seperti tinggi, jauh, atau panas.

Kata sangat dipakai untuk menunjukkan derajat kualitas. Sangat berarti lebih intens daripada kualitas normal. Di sini pun kita memerlukan ukuran yang ada kalanya memang sulit ditakar. Dalam KBBI online, kata sangat berarti: 1) terlebih-lebih (halnya, keadaannya); amat; terlalu. Contoh: Rumahnya sangat jauh dari sini. 2) payah (tentang penyakit); teruk. Contoh:  Penyakitnya bertambah sangat. 3) sungguh-sungguh. Contoh: Bapak diminta dengan sangat, supaya datang di kantor hari ini. Maka, kata sangat dianggap bermakna luar biasa saja.

Berbeda dengan kata cukup, kata sangat boleh dipadankan dengan semua kata sifat, yang berkonotasi positif, netral, maupun negatif. Ungkapan sangat miskin berarti ’hidup jauh di bawah garis kemiskinan’. Kalau miskin itu sama dengan berpenghasilan dua dollar AS sehari atau kurang, orang yang digolongkan sangat miskin dapat dibayangkan memperoleh beberapa sen dollar saja.

Daripada menulis bahwa korban bencana alam di Jepang cukup menderita, lebih berempati jika melaporkan bahwa mereka sangat menderita. Di sini ungkapan sangat menderita dapat bermakna kekurangan makan dan minum, kehilangan harta benda, kehilangan tempat tinggal, terserang penyakit, kekurangan air untuk mandi, dan lainnya. Ukuran berhubungan pula dengan selera. Menurut Anda, Dewi Persik atau Julia Perez, misalnya, apakah cukup cantik atau sangat cantik? (sumber: kompas cetak)

Exit mobile version