Site icon WISMA BAHASA

Menyadap

Menyadap banyak dilakukan para petani. Mereka menyadap pohon karet, pinus, aren, bahkan hingga kelapa. Hasil sadapannya bisa berupa getah karet, gandarukem, pongkor aren ataupun pongkor kelapa (bahan gula jawa). Menyadap yaitu mengambil keluar cairan sebuah pohon yang seharusnya mengalirkan dan mendistribusikan nutrisi makanan pohon yang bersangkutan.

Menyadap artinya mengiris dengan membuat sayatan pada batang pohon dan kemudian menampung cairan batang pohon tersebut ke dalam sebuah wadah. Hasil tampungan inilah yang kemudian diolah. Tanpa kerja sadapan petani karet, semua mobil di dunia bakal macet teronggok tak bisa digunakan untuk berlari.

Dalam bahasa Indonesia, kata menyadap tidak hanya berarti demikian. Ada arti lain yang kini lebih banyak digunakan, yakni menyadap telepon. Awalnya, kata menyadap telepon masih memiliki kaitan arti yang sama dengan menyadap pohon; mengiris jalur pembicaraan telepon seseorang lalu menguping (atau merekam) pembicaraan dalam telepon tersebut guna dilanjutkan untuk kepentingan data intelejen.

Penyadapan inilah yang menjadi pangkal perseteruan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK)Polri dalam kasus cicak vs buaya; sebuah ekspresi yang awalnya disampaikan oleh Kabareskrim Polri dan kini membuat tidak nyaman Kapolri hingga presiden. Kabareskrim merasa disadap. Pengacara Anggodo Widjojo juga merasa disadap, dia melaporkan kepada polisi kasus penyadapan KPK terhadap teleponnya dengan sang klien. KPK, menurutnya, telah melanggar keimunan pengacara untuk disadap. Penyadapan adalah pelanggaran terhadap privasi seseorang.

Saya heran mengapa orang begitu meributkan dan merisaukan penyadapan KPK. Kalau pembicaraan itu bersih dan tidak memiliki perkara, penyadapan bukanlah hal yang luar biasa. Orang-orang berperkaralah yang berlindung di balik hak privasi untuk tidak disadap.

Mengapa orang begitu takut disadap? Mungkin itu terkait dengan intelejen dan kontra intelejen. Mungkin ada persekongkolan yang harus dirahasiakan sehingga pihak lain tidak bisa mengetahuinya. Data apa yang akan diambil oleh KPK jika seseorang tidak melakukan korupsi ataupun selingkuh?

Di Indonesia, rasanya tidak ada kabar yang bisa disimpan tanpa diketahui tetangga. Bukankah omongan tetangga memiliki kekuasaan yang lebih besar daripada polisi?

Penyadapan telepon oleh KPK, saya rasa bukanlah pekerjaan iseng yang hanya menguping privasi orang. Mereka memiliki kepentingan dan ditujukan kepada orang-orang tertentu saja (misalnya para koruptor). Bagaimana mungkin mereka bisa menyadap semua orang di Indonesia dan untuk apa? Para petani juga lebih bijak, mereka tahu pohon-pohon apa saja yang bisa disadap. Penyadapan pohon karet terbukti sebagai pekerjaan awal yang membuat mobil (dan motor) Anda berlari.

NB:

menurut kamus Kirotoboso, telepon berasal dari kata “talipon (tali pohon)”.

Menyadap (me(ny)+sadap) pohon = to tap a tree for sap

Menyadap telephon = to tap a telephone conversation secretly

Exit mobile version