Kita pasti sering mendengar istilah hidung belang. Istilah ini dipakai untuk menyebut laki-laki yang suka menggoda perempuan, atau suka bermain perempuan. Bagaimana asal usul kata ini?
Konon, istilah itu muncul di era abad ke 17- 18, pada masa penjajahan Belanda di Indonesia. Saat itu, orang Belanda yang datang ke Indonesia hampir semua tanpa istri. Menurut Victor Ido dalam Indie in den gouden ouden tijd, hal itu menimbulkan masalah sosial dan moral yang serius. Salah satunya adalah munculnya pergundikan lelaki Belanda dengan perempuan-perempuan pribumi.
Salah seorang perempuan yang pernah terlibat cinta dengan lelaki Belanda, dan menimbulkan kehebohan, adalah Saartje Specx. Saartje Specx, sebagaimana dicatat oleh Hertog dalam Vrouwen naar Jacatra, adalah anak angkat Jan Pieterzoon Coen. Ia dicintai oleh Pieter Cortenhoeff, perwira pengawal sang Gubernur Jenderal. Pada suatu hari mereka tertangkap sedang bercinta di sebuah kamar. Coen marah sekali, kemudian menghukum perwira muda itu dan menuduhnya melakukan zina. Cortenhoeff digantung di tengah kota dengan lebih dulu dicorengi hidungnya dengan arang, sehingga menjadi belang. Sejak itu semua orang yang kedapatan berzina ditangkap, lalu dicorengi wajahnya atau hidungnya dengan arang. Karena itu lahirlah istilah yang unik ini, hidung belang.
Daftar kosakata:
Istilah : term
Menyebut : to call
Menggoda : to flirt
Asal usul : origin
Muncul : appear
Penjajahan : colonialism
Menimbulkan : to cause (something)
Pergundikan : concubine / concubinage
Pribumi : native people
Terlibat : to be involved
Kehebohan : commotion
Anak angkat : foster child
Perwira : officer
Pengawal : bodyguard
Tertangkap : to be caught
Menghukum : to punish
Menuduh : to accuse
Zina : adultery
Dicorengi : to be marked / scrabbled
Arang : charcoal
Belang : stripe