Jl. Affandi, Gang Bromo #15A, Mrican, Yogyakarta 55281, Indonesia

+62 852 2717 9797 / +62 274 520341 marketing@wisma-bahasa.com

Gagrak Jogja

Pada Hari Kamis Pon yang lalu, karyawan Wisma Bahasa memakai baju tradisional terutama Gagrak Jogja yang berwarna-warni. Beberapa murid juga mengenakannya sehingga penampilan mereka sangat unik dan menarik. Untuk lebih memeriahkan dan menyemangati karyawan dan murid melestarikan budaya Jawa ini, Wisma Bahasa mengadakan kompetisi untuk memilih busana yang paling otentik. Sudah ada dua murid yang memenangi kompetisi ini yaitu Mas Shumpei Tsuchida dan Mas Wouter Kesteloot. Mereka berdua mengenakan pakaian Gagrak Jogja lengkap dan terlihat sangat tampan. Sahabat WB bisa melihat foto-foto mereka mengenakan Gagrak Jogja di Instagram atau Facebook Wisma Bahasa, ya.

Sebagai informasi, sebelumnya acara memakai baju tradisional ini dilakukan setiap hari Kamis Pahing, tetapi di awal tahun ini terjadi perubahan hari yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi DIY menjadi hari Kamis Pon. Mengapa terjadi perubahan hari pelaksanaan? Yuk, Sahabat WB, kita simak sejarah menarik tentang Gagrak Jogja ini!

Apakah Gagrak Jogja itu?

Gagrak Jogja, busana adat Daerah Istimewa Yogyakarta, adalah simbol identitas dan kebanggaan budaya. Pakaian penuh detail dengan aliran indah dan warna-warna cerah ini telah dikenakan selama berabad-abad dan terus memiliki makna penting bagi masyarakat Jawa sehingga Pemerintah DIY menetapkan penggunaan busana ini secara luas di sekolah dan instansi pemerintah serta perusahaan setiap Kamis Pahing. Namun, pada awal 2024, Pemerintah DIY mengubah hari yang ditetapkan untuk mengenakan gagrak Jogja dari Kamis Pahing menjadi Kamis Pon. Mari kita telusuri sejarah dan makna tradisi ini, serta menggali lebih dalam alasan di balik perubahan tersebut.

Akar Sejarah:

Tradisi mengenakan gagrak Jogja pada hari tertentu berawal dari pendirian Kesultanan Yogyakarta pada tahun 1755. Sultan pertama, Hamengkubuwono I, memilih Kamis Pon sebagai hari baik untuk prosesi kerajaan memasuki kraton (istana) yang baru dibangun. Sejak saat itu, hari Kamis dikaitkan dengan budaya dan spiritualitas Jawa, dan akhirnya Kamis Pahing dipilih sebagai hari khusus mengenakan gagrak Jogja. Hari tersebut memiliki makna spiritual, dan tradisi ini bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran budaya dan semangat kebersamaan.

Perkembangan Tradisi:

Seiring waktu, praktik mengenakan gagrak Jogja pada Kamis Pahing menyebar luas, tidak hanya di lingkungan kraton tetapi juga di masyarakat umum. Namun, dengan perubahan zaman dan meningkatnya kesadaran akan keakuratan sejarah tanggal pendirian, evaluasi ulang pun dimulai. Catatan sejarah mengungkapkan bahwa prosesi sebenarnya berlangsung pada Kamis Pon, bukan Kamis Pahing. Ketidaksesuaian ini memicu diskusi dan seruan untuk menyesuaikan tradisi dengan fakta sejarah.

Mengapa bergeser ke Kamis Pon?

Pada bulan Januari 2024, pemerintah Yogyakarta secara resmi mengumumkan penyesuaian hari gagrak Jogja dari Kamis Pahing menjadi Kamis Pon, berlaku efektif segera. Keputusan ini bertujuan untuk menegakkan keakuratan sejarah dan memperkuat hubungan antara tradisi dengan asal-usulnya yang sebenarnya. Perubahan ini juga selaras dengan signifikansi budaya Kamis Pon dalam tradisi Jawa.

Meskipun hari pemakaian gagrak Jogja telah berubah, pentingnya tradisi ini tetap kuat. Tradisi ini terus menjadi pengingat kekayaan budaya Yogyakarta, dan menumbuhkan rasa identitas dan kebanggaan masyarakat. Pergeseran ke Kamis Pon menandakan komitmen terhadap keakuratan sejarah dan keaslian budaya, sambil tetap melestarikan esensi dari tradisi itu sendiri.

Makna motif Gagrak Jogja

Tahukah Anda? Motif-motif rumit dan warna-warna cerah pada Gagrak Jogja ternyata punya makna tersendiri, lho! Setiap motifnya melambangkan berbagai unsur kosmologi Jawa, seperti harmoni, kemakmuran, dan perlindungan spiritual. Jadi, mengenakan Gagrak Jogja bukan sekadar urusan fashion, tetapi juga cara untuk terhubung dengan masa lalu dan merangkul warisan budaya kita.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.